Berbicara pada UN Transformational Education Summit Forum di Markas Besar PBB (17/9), Nadiem Makarim menyatakan bahwa tim bayangan bukanlah pemasok.
Bahkan, ketua tim yang beranggotakan 400 orang itu disebut-sebut setara dengan Dirjen (Dirjen) Biro Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), meski tidak masuk dalam birokrasi. struktur.
Namun, dalam rapat kerja dengan Komite X DPR RI kemarin (26/9), Mendikbud menjelaskan.
Nadim mengakui ada kesalahan halus dalam penggunaan istilah tim bayangan.
Sebenarnya, yang dia maksud adalah organisasi yang mencerminkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Apa yang dimaksud dengan mirroring? Setiap Dirjen yang memberikan layanan memiliki akses ke tim tetap yang selalu bekerja sama dengan tim untuk mendorong dan mengimplementasikan kebijakan melalui platform teknologi,” jelasnya.
Nadiem makarim tegas menyatakan bahwa tim adalah pemasok. Yakni, tim tetap yang didukung oleh anak perusahaan Telkom.
“Secara teknis itu benar-benar pemasok. Jangan bilang mereka bukan pemasok. Mereka pemasok,” lanjutnya.
Meski begitu, lanjutnya, mereka umumnya tidak dianggap sebagai pemasok. Direktur dan Direktur Kemdikbud melihat tim dengan ide kemitraan dan gotong royong.
Hal inilah yang kemudian diapresiasi, dan bahkan negara-negara lain ingin belajar ketika mereka mengangkatnya di forum-forum PBB.
“Yang benar-benar dihargai negara adalah inovasi, bukan kami yang meluncurkan produk inovatif.
Namun, yang dihormati adalah cara birokrasi kami tidak melihat mereka sebagai pemasok,” jelas mantan bos Gojek itu.
Dalam rapat kerja tersebut, Nadiem makarim juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pegawai Negeri Sipil (ASN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dengan keberanian dan upaya yang besar, mereka membuat perubahan budaya yang luar biasa dalam pelayanan pagi, siang, dan malam.
Sayangnya, kenang-kenangan kesuksesan Nadim tidak mendapat respon positif. Sebagian besar anggota dewan mengkritiknya.
“Di PBB, orang bertepuk tangan karena merasa hebat, tapi tidak untuk kita yang jatuh. Karena, kita masih melihat air mata orang, dan mereka masih ada sampai sekarang, Pak Menteri,”
kata anggota X-Committee DPR Anita Yakoba Ga .
Menurutnya, masih banyak permasalahan di bidang pendidikan di tanah air. Salah satunya adalah PPPK tentang seorang guru yang belum diketahui nasibnya.
Djohar Arifin, anggota Komite X DPR, juga mengkritik. Sebab, sebagai rekanan, Komite X tidak pernah diberitahu tentang tim bayangan. Dari dasar hukum hingga sumber gaji.